Rabu, 08 Agustus 2012

Menunggu I Love You Seorang Ikhwan


Bagi Almira, bukanlah hal yung sulit sesulit mengerjakan soal matematika saat ujian nasional untuk membuat laki-laki dekat dengannya dan jatuh cinta padanya tentunya. Sejak di bangku SMA Almira merupakan sosok yang sangat menyenangkan bagi siapapun yang mengenalnya. Selain cantik ia pun tentunya sangat pintar dan mudah bergaul dengan orang baru. Ia mengenal banyak orang disekolahnya mulai dari guru, kaka kelas, hingga adik kelas pun ada yang naksir padanya. Sungguh mengagumkan memang. Hanya dalam kurun waktu  kurang dari 1 bulan Almira dapat dengan mulusnya menggaet laki – laki yang disukainya. Alasannya macam – macam, mulai dari minta diajarin mengerjakan soal fisika atau bahkan hanya sekedar sms iseng yang berdampak luar biasa.
Itu kejadiannya sekitar 4 tahun yang lalu. Kini Almira telah masuk di bangku kuliah, yang tentunya memberikan atmosfir berbeda dalam kehidupannya, termasuk dalam urusan cinta. Keinginannya menjadi mahasiswa di salah satu universitas negeri ternama di negeri ini boleh dibilang tidak terlalu sulit untuk mewujudkannya. Ketika teman – teman seangkatannya masih kesana kemari mendaftarkan diri ke berbagai universitas, Almira telah duduk manis dengan menyandang status calon mahasiswa. Sekali lagi ia mendapat kesempatan itu tak sesulit mengerjakan soal matematika yang tak disukainya.
Kembali ke cerita cinta Almira. Ia kembali menemukan seorang laki – laki yang menarik hatinya saat berada di tingkat dua bangku perkuliahan. Tepatnya saat ia pertama kali mengenyam kehidupan fakultas. Ia tak pernah menyadari kapan tepatnya virus – virus cinta tersebut menjalari hati dan pikirannya. Yang ia tahu, ini bukan cinta pada pandangan pertama, tetapi lebih tepat dengan cinta pada senyuman pertama.
Yah bagi Almira senyuman itulah yang meluluh lantakkan hatinya, menerobos alam pikirannya dan menyadarkan nuraninya, bahwa ia memang telah terpikat olehnya. Seorang laki  - laki dengan senyuman maut  yang mempesona. Alika, sang sahabat tercinta pun menjadi orang pertama yang mengetahui peristiwa ini. “ aaahhh Alikaaa senyumnya manis sekali, dia ganteng bangeet, kenapa gue baru menyadarinya sekarang?”. Mungkin itulah sepenggal kalimat  pertama yang diucapkan Almira pada sahabatnya tersebut.
Seperti disebutkan diawal, Almira memang perempuan yang menarik. Dengan mudahnya, kini ia pun telah cukup dekat dengan laki – laki itu. Tapi tunggu dulu, kali ini sepertinya roda kehidupan sedang tidak berpihak pada perempuan pecinta kura - kura ini. Sepertinya Almira akan menemui persoalan cinta yang cukup rumit saat ini. Ya ternyata ia telah jatuh cinta bukan pada laki – laki biasa sesuai anggapannya selama ini, ia telah jatuh cinta pada laki – laki yang sungguh luar biasa. Laki – laki itu ternyata seorang ikhwan. Almira pun kini menjadi putus asa. Kembali memikirkan perasaannya apakah pantas untuk diteruskan atau cukup tamat sampai disini. Tapi ia telah terlanjur jatuh cinta pada laki – laki tersebut. Meskipun ia sadar bahwa dirinya adalah perempuan modern yang gila fashion, bukan akhwat yang berhati malaikat yang mungkin menjadi dambaan laki – laki tersebut. Kali ini rasa cintanya semakin memudar, namun disaat seperti itu Alika sang sahabat hadir disisinya.. “ Kalau menurut aku ya mir, ga ada salahnya kamu suka sama si Ali, toh dia juga manusia kan meskipun dia ikhwan. Aku pikir juga dia ga ikhwan ikhwan banget ahh. Udahlah coba dulu neng, dan menurutku dia juga suka deh sama kamu  kalo ngeliat sikapnya selama ini”
Kata – kata Alika tersebut setidaknya sedikit memberi pencerahan bagi Almira. Tapi ternyata masih banyak keraguan – keraguan yang ada di  pikiran Almira. Ia selalu bertanya – tanya pada dirinya sendiri. Apa mungkin seorang ikhwan punya pacar ya? Apa kata orang – orang kalau keadaannya seperi itu? Apa aku mundur saja ya sebelum perasaan ini terlalu jauh? Tapi apa aku siap untuk sakit hati? Dan apa dia juga menyukaiku dan memiliki perasaan yang sama denganku? Tapi apa itu mungkin? Lalu kenapa selama ini dia selalu bersikap baik dan perhatian terhadapku?
Memang sudah hampir 8 bulan sejak perkenalan Almira dengan laki – laki itu Almira merasa ia sangat diperhatikan oleh Ali. ketika ada kabar yang sampai pada Ali kalau almira sakit, sudah pasti Ali akan menghubunginya baik itu sms atau telpon untuk bertanya keadaannya. Bagi Almira itu adalah suatu bentuk perhatian yang menurut pengalamannya adalah bentuk kepedulian dari orang yang menganggap dirinya spesial. Awlanya itulah pemahaman Almira, tapi perhatian dari Ali telah membuat dirinya ragu. Apa mungkin Ali menganggap dirinya orang spesial, atau mungkin Ali melakukan semua itu ke semua orang karena dalam pandangan Ali semua muslim adalah saudara? Pikiran Almira kembali terganggu oleh hal tersebut.
Namun sekali lagi laki – laki tersebut memang sangat perhatian terhadapnya. Dari mulai hal – hal kecil sampai hal yang istimewa. Bahagianya pernah dibelikan oleh – oleh liburan pun pernah dirasakan Almira. Semua itu siapa lagi kalau bukan Ali yang melakukannya. Bahkan di hari spesial Almira, Ali  memberikannya kue ulang tahun. Meskipun dia tidak memberikannya pada Almira secara langsung. Ya lewat Alika lah Ali percaya kue spesial tersebut sampai di tangan Almira.  Dan untuk kesekian kalinya Almira dibuat bingung oleh Ali. Awalny Almira sungguh senang luar biasa Ali memberinya kue ulang tahun di hari spesial tersebut. Tapi kemudian ia tersadar, logikanya kembali bekerja setelah beberapa saat terbelenngu oleh perasaannya. Ia kembali bertanya pada dirinya,” Kenapa Ali ngasih aku kue ya? Apa emang dia benar – benar peduli padaku? Atau memang dia akan selalu ngasih surprise seperti ini ke semua orang ya? Oohhh apa karena waktu itu aku juga ngasih dia kue di hari ulang tahunnya? Apa ini hanya sebagai balas jasa dari apa yg telah kulakukan???”
Almira kembali merasakan sesak dalam dadanya. Kini sudah hampir satu tahun ia jatuh cinta pada Ali. Bukan rasa cinta ala anak SMA lagi yang dimilikinya saat ini. Almira kini telah dewasa. Tanpa sadar telah hampir satu tahun ia menunggu kata I Love You dari Ali. Seorang ikhwan yang luar biasa telah membuat Almira berubah menjadi luar biasa juga. Almira akan selalu menunggunya, menunggu satu kalimat sakral dari seorang ikhwan yang sangat dicintainya. Ia yakin dengan keputusan hatinya, ia mencintai Ali dengan segenap rasa yang dimilikinya. Ia percaya Alilah yang akan memberikan kedamaian dalam hidupnya. Tapi sampai kapan Almira harus menunggunya?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diary Mimpi dan Kehidupan Blogger Template by Ipietoon Blogger Template