Hai, apa kabar Mr D? mungkin
agak gimana ya pertanyaannya, mengingat sebenarnya setiap hari kita bertemu.
Tapi kenyataannya, kita tak pernah bertegur sapa kan? Tepat sudah 17 hari sejak
pertemuan pertama kita.
Hari ini, aku rasanya sakit
hati, saat kita berpapasan dengan jarak kurang dari 30 cm, namun kita seperti
musuh dalam perang dunia pertama. Hari ini aku menangis. Entah karena apa. Tapi
yang jelas mungkin karena aku yang belum bisa bersikap dewasa.
Mr D, seandainya kau tau,
sampai detik ini pun aku tak pernah membencimu. Sampai saat jari – jari ini
sedang menari diatas keyboard menuliskan tentangmu, aku tak pernah tega untuk
menghapus semua rasa yang kumiliki. Saat ini aku benar – benar ingin berbicara
denganmu, walaupun hanya sekedar bertanya bagaimana keadaanmu, it’s enough for me. Saat ini aku
benar2 tersiksa. Taukah kau, aku ingin sekali melihat tawamu, yang dulu selalu
kumiliki. Aku ingin memandang senyum tulusmu yang dulu selalu kutemui.
Sampai hari ini aku tak mampu
membohongi diri ini, kalau aku benar2 menyayangimu. Tapi entahlah, apakah semua
ini memang pantas untuk kumiliki, ataukah akan lebih baik jika aku menguburnya
saja. Meskipun aku sendiri tak yakin dengan semua ini. Aku masih belum bisa
merubah semua ini. Kau benar2 telah mengambil simpatiku. Sampai saat ini.
Kemarin seseorang berkata
padaku, that’s something wrong happened to you. Tapi aku selalu berpura2 kalau
aku tak akan dan tak pernah peduli lagi tentangmu. Tapi kenyataannya, sampai
sekarang pun aku sangat ingin tahu bagaimana keadaanmu. Aku benar2 tak tau apa
yang terjadi padamu. Aku sungguh menghawatirkanmu.
Tapi aku harus berkata semua
ini pada siapa? Harus kutitipkan pada siapa semua rasa kehawatiranku ini agar
sampai padamu..
Ya Alloh Ya Rabb yang telah
menciptakan aku dan dia. Sekiranya engkau ridha, sampaikanlah bahwa aku sangat
ingin tau keadaannya. Berilah kami kesempatan, terutama aku untuk dapat menata
kembali hubungan baik kami seperti sedia kala. Aku sangat ingin mendengar dia
berbicara untukku.. berilah kami kesempatan Ya Rabb.
0 komentar:
Posting Komentar