Sudah
lama aku tak bercerita lagi tentangnya. Kali ini akan kutuliskan sedikit
tentang dia.
Tentang
kami? Kami baik – baik saja sampai saat ini. Kita bisa saling menyapa, saling
bercanda, bahkan akupun bisa dengan leluasa melakukan apapun, tidak ada rasa canggung
seperti dulu. Mungkin ini memang yang lebih baik.
Masalah
hati? Jangan pernah bertanya. Sedikit pun belum ada yang berubah dariku. Aku
masih seperti dulu. Masih memiliki perasaan itu. Aku tak peduli meskipun dia
membaca tulisan ini. Tapi inilah kenyataannya. Aku tidak bisa melakukan semua
komitmen itu.
Bukankah
kita berhak mencintai siapapun? Asalkan rasa cinta ini tak melebihi rasa
cintaku terhadap Maha Pencipta.
Ada
satu hal yang harus kuceritakan disini. Waktu itu kami tidak sengaja berbicara
tentang pernikahan, hanya selingan dan tak sengaja sebenarnya. Sekarang umur
kami sama – sama 20 tahun. Tapi kami akan menikah di tahun yang berbeda. Aku?
5-6 tahun lagi. Dia? 2-3 tahun lagi. Itulah rencana hidup kami yang berbeda.
Sempat terlintas dalam pikiranku, kita memang tak bisa bersama. Tapi siapa yang
bisa menentang takdir Tuhan?
Berbicara
tentag pernikahan, maka aku akan berasumsi kemungkinan terburuk. Tidak apa,
hanya untuk menguatkan diri saja. Jika 2-3 tahun lagi aku masih belum mampu
melupakannya, apakah aku akan rela datang ke pernikahannya? Menyaksikan dia
bersama wanita pilihannya? Jika 5-6 tahun lagi aku juga masih belum bisa
melupakannya, apakah aku akan ikhlas mengundangnya datang ke pernikahanku dan
menerimanya bersama pria yang memilihku?
0 komentar:
Posting Komentar